Rabu, 23 Februari 2011

Facial saat Jerawatan

Bila Anda sudah  menggunakan segala macam metode untuk mengusir  jerawat, tapi sang jerawat tetap membandel dan dengan setianya menghiasi permukaan wajah Anda. Mungkin sekaranglah saat yang tepat untuk mencoba facial jerawat.
Ya, facial jerawat ternyata bisa diandalkan untuk mengatasi masalah jerawat anda. Apalagi bila jerawat anda berjenis komedo yang paling bandel itu. Baik blackheads si komedo hitam mau pun whiteheads si komedo putih.
Berikut ada beberapa tips n trik buat anda yang ingin menjajal facial jerawat,
  1. Bila Anda ingin facial jerawat, jangan mencoba-coba untuk facial jerawat di salon yang biasa. Karena bila melakukannya bukan di salon khusus facial, biasanya hasilnya kurang maksimal. Bahkan karena kurang sterilnya peralatan yang digunakan, bisa jadi keadaan kulit Anda menjadi semakin buruk. Terutama bila obat yang digunakan juga berakibat menimbulkan alergi.

    Jadi, pastikan tempat Anda akan facial jerawat adalah salon yang recomended dan profesional yaitu dokter spesialis kulit. Yakinkan bahwa di salon tersebut ada dokternya sehingga Anda bisa melakukan konsultasi, sebelum facial. Cara untuk mengetahuinya adalah dengan memperhatikan apakah  banyak orang yang datang untuk melakukan facial di klinik . Dan serta perhatikan juga, apakah keadaan lingkungannya bersih.
  2. Bila memang sangat ingin menghilangkan jerawat secara cepat, Anda memang harus menyediakan anggaran khusus.Karena  klinik khusus facial jerawat memang tidak murah biayanya!
  3. Pastikan jenis kulit dan facial yang cocok untuk kulit wajah Anda. Karena seharusnya selesai facial, kulit wajah Anda  akan terasa lebih kenyal, lembab, lembut dan bersih. Namun bila ternyata setelah facial  muncul masalah baru seperti  kulit menjadi kering atau berminyak, berarti Anda salah pilih jenis facial. Sebaiknya anda berkonsultasi dulu  dengan terapis di tempat Anda melakukan facial sebelum Anda memutuskan facial jenis apa yang akan dijalani. Terutama bila ini adalah facial pertama Anda.
  4. Bila kondisi jerawat di wajah Anda sudah parah, sebaiknya langsung ke dokter kulit saja dulu. Setelah itu barulah Anda mempertimbangkan untuk melakukan facial wajah.
Efek Samping Facial Jerawat
Bila Anda melakukan facial kimia atau chemical peeling yang menggunakan bahan kimia sejenis trichloroacetic(TCA), mungkin Anda akan memperoleh hasil berupa kulit yang halus. Serta terhindarnya  wajah Anda dari kerutan-kerutan halus selama hampir setahun.Tapi, bila Anda melakukan facial dengan bahan kimia tersebut secara rutin dalam waktu panjang, dikuatirkan kulit Anda bisa terkena radang kronis.
Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan bahan kimia untuk facial tersebut, bekerja untuk merangsang tumbuhnya kolagen dengan cara mengangkat permukaan kulit paling atas. Sebaiknya Anda melakukan facial saat wajah Anda sedang membutuhkannya. Dan hindari  facial yang seringkali menggunakan bahan kimia.

WAJAH ADALAH ASSET ANDA TERPENTING! Hanya percayakan pada dokter2 kulit yang telah berpengalaman. Jangan sampai menyesal di kemudian hari.

JERAWAT KETIKA HAMIL

Salah satu “masalah” yang sering dikeluhkan oleh para ibu yang sedang hamil adalah masalah jerawat yang timbul dan semakin mengganggu penampilan. Selama kehamilan, hormon dapat berfluktuasi secara liar. Tingginya hormon androgen dapat merangsang produksi minyak yang berlebih, sehingga muncullah jerawat dan komedo di wajah. Namun, tidak semua wanita hamil mengalami ini
Biasanya, jerawat ini muncul di trisemester pertama saat kehamilan. Akan hilang setelah melahirkan. Namun, tidak jarang juga jerawat “bertahan” bahkan hingga bayi lahir atau saat menyusui.
Jerawat ini bisa diobati selama kehamilan, namun tentu saja harus berhati-hati saat memilih treatment-nya. Namun, jangan sembarangan menggunakan obat dan pembersih wajah. Bisa-bisa salah dan berakibat buruk bagi Anda dan janin Anda.
Bersihkan wajah setiap pagi dan malam. Namun, pilih pembersih wajah yang aman, terutama untuk kulit sensitif. Mengapa? Karena kulit akan lebih sensitif selama kehamilan. Hindari toner dan astringent, pilih saja pembersih yang lembut.
Beberapa obat yang dilarang untuk dikonsumsi saat hamil dan menyusui adalah:
  1. Accutane, berpotensi meningkatkan kemungkinan keguguran dan cacat yang parah pada bayi.
  2. Retinoid topikal Differin (adapalene), Tazorac (tazarotene), dan Retin-A (tretinoin).
  3. Tetrasiklin , dapat mengganggu pertumbuhan tulang dan  discolor gigi pada janin.
Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat-obatan untuk mengatasi jerawat Anda.

Selasa, 22 Februari 2011

7 Langkah Perawatan Mengusir Jerawat

KOMPAS.com - Ada sebagian dari kita yang mengalami jerawat sekali-sekali, akibat lupa membersihkan wajah, atau makan makanan tertentu. Namun ada pula yang sepanjang hidupnya harus rela memandang kulit yang iritasi dan berjerawat. Kulit di bagian hidung dan pipi terlihat meradang, berwarna kemerahan, atau terdapat lubang-lubang bekas jerawat. Bisakah kulit seperti ini disembuhkan?
Ternyata bisa. Untuk mendapatkan perawatan yang tepat, Anda memang bisa langsung berkonsultasi dengan dokter. Namun Anda pun harus membiasakan diri melakukan perawatan rutin untuk menghilangkan kebiasaan memperlakukan kulit wajah yang salah. Selain itu, kuncinya adalah bersabar, karena memperbaiki kulit yang kondisinya sudah kronis tentu membutuhkan waktu. Coba lakukan langkah-langkah berikut:
1. Hilangkan kebiasaan yang salah
Jangan pernah menggunakan sesuatu yang berminyak dan berat pada rambut atau wajah Anda. "Saya pernah punya pasien yang mengoleskan minyak vitamin E di kulit mereka, lalu kebingungan mengapa jerawat mulai bermunculan," ujar Pat Wexler, ahli dermatologi dari New York.
2. Selidiki gaya hidup Anda
Stres, insomnia, mengonsumsi pil KB secara tidak teratur, perawatan kesuburan, atau mengonsumsi obat-obatan antidepresi, dapat mematikan hormon-hormon dan menyebabkan jerawat. "Pil-pil KB bisa membuat perbedaan besar jika Anda cenderung berjerawat saat sedang haid," kata Katie Rodan, juga seorang dermatolog, yang berbasis di Oakland, California.
3. Bebaskan pori-pori yang tersumbat
Cuci wajah Anda dua kali sehari, dan satu kali lagi jika Anda baru selesai berolahraga. Lakukan eksfoliasi dengan krim yang mengandung salicylic acid, AHA, atau retinoid.
4. Lenyapkan bakteri
Oleskan produk antibakteri (seperti benzoyl peroxide, tee tree oil, atau sulfur) ke seluruh wajah, meskipun kulit wajah Anda dalam keadaan normal. "Jerawat mempengaruhi setiap kelenjak minyak pada wajah," kata ahli dermatologi dari San Francisco, Kathy Fields. "Karena itu Anda harus merawat seluruh area wajah." Coba: Clinique Acne Solutions Clearing Moisturizer.
5. Hentikan peradangan
Hati-hati bila terjadi iritasi pada kulit, karena hal ini akan membuat jerawat bertambah parah. Kembalikan kehalusan kulit dengan perawatan untuk menenangkan kulit. Untuk menghilangkan radang, yang biasanya ditandai dengan kulit kemerahan pada hidung dan pipi, Anda bisa mencoba pengobatan dengan resep seperti Finacea atau MetroGel. Coba: Aveeno Ultra-Calming Daily Moisturizer SPF15.
6. Lakukan perawatan regimen setidaknya selama 8 minggu
Perawatan regimen biasanya terdiri atas tiga langkah: sabun muka yang ringan, benzoyl peroxide2,5%, dan pelembab yang baik, untuk melembabkan kulit yang kering akibat pemakaian benzoyl peroxide. Pada awal melakukan perawatan ini, biasanya kulit akan sedikit berjerawat pada awalnya diakibatkan oleh tindakan pembersihan dan pengelupasan pada permukaan kulit. Dalam 8 minggu, perawatan rutin ini biasanya mulai menunjukkan efektivitasnya.
7. Jangan menyentuh kulit wajah
Inilah "penyakit" kita: bila kulit muka terasa kasar atau berjerawat, kita justru ingin terus menyentuhnya. "Biarkan saja, jerawat itu biasanya akan menghilang dalam 8 hari," kata Wexler. "Tetapi jika Anda memencetnya, Anda akan membutuhkan tiga hingga empat minggu untuk menyembuhkannya." Seorang ahli dermatologi dapat menghilangkan jerawat dalam 24 jam dengan injeksi cortisone. Namun jika Anda melakukan sendiri di rumah, coba kurangi bengkak-bengkak pada wajah dengan krim cortisone, benzoyl peroxide, es, aspirin, atau ibuprofen.

Jerawat Jadi Dorongan Bunuh Diri

Kompas.com — Tindakan bunuh diri sering dipilih oleh orang sebagai jalan keluar dari siksaan batin yang dialaminya. Salah satu hal yang bisa membuat seseorang merasa tertekan itu ternyata bisa berupa hal yang sepele untuk orang lainnya, contohnya persoalan jerawat.

Jerawat yang memenuhi wajah seseorang sudah sejak lama diketahui menjadi sumber depresi, terutama pada remaja. Dalam sebuah penelitian terhadap 6.000 orang yang mendapat pengobatan untuk masalah jerawat yang parah, ditemukan 93 persennya mengaku merasa ingin bunuh diri.

Para peneliti dari Karolinska Institute di Stokholm, Swedia, yang melakukan riset ini mengatakan keinginan bunuh diri itu bisa dipicu oleh rasa frustrasi dengan penampilan fisik mereka. Lagi pula, banyak pasien yang mengatakan, meski penampilan fisik mereka sudah membaik, kehidupan sosialnya tidak. Ditambah lagi terkadang pengobatan yang dilakukan tidak membuat jerawat-jerawat itu pergi.

Selain faktor penampilan fisik, para peneliti juga mencurigai efek samping obat jerawat jenis isotretinoin yang diresepkan dokter mungkin memicu rasa depresi. Para dokter di Inggris memang mengatakan pasien yang mengonsumsi obat isotretinoin sering mengalami perubahan mood dan pikiran untuk bunuh diri.

Masa remaja memang menjadi masa yang sulit bagi sebagian orang. Pada masa ini mereka juga kerap mengalami gangguan dari teman-temannya, baik berupa kekerasan verbal, seperti ejekan dan hinaan, maupun kekerasan fisik.

Menurut psikolog dari Universitas Warwick, semua tipe dan gangguan yang dialami mengakibatkan menurunnya kepercayaan diri. Namun, manipulasi sosial, seperti disingkirkannya korban dari pergaulan, berakibat lebih parah. Korban bisa stres berat bahkan merasa dirinya tidak lagi berharga. Remaja yang memiliki perasaan seperti ini jika tidak segera mendapat bantuan kemungkinan besar  akan terdorong melakukan bunuh diri.

Minggu, 20 Februari 2011

Jerawat, bisakah sembuh?

Jerawat bisa disembuhkan. Namun dapat timbul lagi. Karena penyebabnya yang banyak sekali (multifaktorial)! Selain bakteri, penyumbatan saluran kelenjar minyak, makanan dan hormon adalah penyebab yang paling sulit dikontrol.

Pencegahan paling sederhana adalah menjaga kebersihan wajah dengan rajin mencuci wajah. Selain itu menjaga atau sedikit berpantang makan makanan yang dapat menimbulkan jerawat, seperti coklat, susu (dan produk2 susu), cabai dan makanan berlemak sering dilaporkan dapat memicu munculnya jerawat.

Faktor hormonal adalah penyebab tersulit untuk dikendalikan. Terutama pada wanita. Menstruasi menyebabkan meningkatnya hormon estrogen sehingga meningkatkan produksi kelenjar minyak dan memudahkan jerawat untuk kambuh.

Inilah yang menyebabkan jerawat dapat disembuhkan namun mudah pula muncul lagi. Oleh karena itu perawatan kulit (terutama tipe berminyak) amatlah penting. Dan percayakan perawatan ini pada dokter spesialis kulit yang memang benar2 memiliki kompetensi dan mempelajari jerawat. Bukan pada dokter "kecantikan" yang sebenarnya adalah dokter umum yang belum memiliki kompetensi.

Kamis, 17 Februari 2011

Chocolate May Exacerbate Acne in Men

Fran Lowry
February 8, 2011 (New Orleans, Louisiana) — Bad news for chocolate lovers who are prone to acne — researchers report that the consumption of pure chocolate can exacerbate facial acne vulgaris within days in people who have a history of the skin disorder.
The finding runs counter to the results of earlier studies that reported no connection between chocolate and acne breakouts, said Samantha Block, a medical student at the University of Miami Miller School of Medicine, in Florida, who spoke here at the American Academy of Dermatology 69th Annual Meeting.
The studies that were fundamental to the notion that diet and acne are not related looked at acne outbreaks after the consumption of chocolate candy, which contains added ingredients such as milk, sugar, and nuts, Ms Block said.
"No studies were found in the literature assessing the effects of pure chocolate, made of 100% cocoa, on acne, so we set out to see what effect pure chocolate might have on acne exacerbation," she said.
The study involved 10 healthy male subjects between 18 and 35 years of age with a history of facial acne vulgaris. The subjects had at least 1 but no more than 4 total facial acneiform lesions (comedones and papules without pustules, nodules, or cysts) at study entry, and were not allowed to use any over-the-counter or prescribed medications.
"We limited our study to males because we didn't want any confounding influences of hormones that women might have around their menstrual cycle affecting our study," Ms. Block explained.
The subjects consumed 6 ounces of 100% Ghirardelli chocolate, which they washed down with a glass of water. They were instructed to maintain their usual diet for 1 week.
Lesion counts were assessed at baseline and on days 4 and 7.
The researchers found a statistically significant increase in the mean number of total acneiform lesions (comedones, papules, and pustules) on day 4 (P = .031) and on day 7 (P = .050), compared with baseline. There was also a trend toward increases in the mean number of noninflammatory comedones on days 4 (P = .058) and 7 (P = .067). There were no significant differences in the number of inflammatory lesions (papules and pustules) at any time point.
The study found a strong correlation between the amount of chocolate that was consumed and the amount of acneiform lesions that developed (r = 0.510 on day 4 and 0.608 on day 7).
Subjects also reported headache, nausea, gastrointestinal distress, vomiting, and diarrhea, Ms. Block noted.
"I think these results show that 100% chocolate does exacerbate acne in individuals who are acne prone," she told Medscape Medical News. "We are planning to continue this work and are recruiting patients for a randomized placebo-controlled trial."
She explained the reasons for choosing Ghirardelli chocolate. "We felt that if our subjects were going to eat chocolate, why don't we give them the best? Also, Ghirardelli makes a chocolate bar that is made with 100% pure cocoa. Not all the manufacturers have 100% chocolate."
"There is a possible mechanism here," F.W. (Bill) Danby, MD, a dermatologist in private practice in Manchester, New Hampshire, told Medscape Medical News after the presentation. "There are theobromines in chocolate. I have no idea whether Ghirardelli chocolate has more theobromines than other chocolate, but I get more headaches from Ghirardelli chocolate than I do from Hershey's, so I wonder about that as a mechanism. That should be quantitated and investigated further."
He added that the earlier work that found no link between chocolate consumption and acne was "fuzzy," but everyday evidence would indicate otherwise. "We all have patients who swear that their acne breakout was due to eating chocolate, so this may be a reason," he said.
Jonette Keri, MD, from the University of Miami Miller School of Medicine, told Medscape Medical News that this study adds another piece to the puzzle of what causes acne to flare up.
"We're getting closer and closer to figuring out how diet affects acne. I love this study because it's adding a piece to that puzzle, so I think it's important. I'm pleased that they are going to continue with a randomized trial," Dr. Keri, who moderated the session, said. She was not part of the study.
Ms. Block, Dr. Danby, and Dr. Keri have disclosed no relevant financial relationships.
American Academy of Dermatology (AAD) 69th Annual Meeting: Abstract 305. Presented February 6, 2011.